Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah
kekurangpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat
prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin
meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan
kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan.
Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga
akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap
mereka.
A. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah
(low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
B. Pendekatan Perilaku Konsumen
Konsumen adalah orang yang menggunakan barang – barang hasil produksi.
Pada saat menjalankan aktivitas sehari – hari, antara lain untuk
memenuhi kebutuhan hidup, semua orang melakukan kegiatan konsumsi.
Konsumsi adalah setiap kegiatan yang mengurangi atau menghabiskan nilai
guna suatu barang atau jasa. Konsumsi bukan hanya berarti makan dan
minum, tetapi juga berbagai kegiatan lainnya yang menyangkut pemenuhan
kebutuhan hidup. Konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dari produsen. Untuk menghasilkan barang dan jasa
ini, produsen memerlukan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal,
tanah, dan sebagainya. Dan faktor produksi ini terdapat dalam rumah
tangga konsumen.
Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya
keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak – banyaknya agar
diperoleh kepuasan yang maksimal disisi lainnya, maka timbullah perilaku
konsumen. Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk
menjelaskan terbentuknya fungsi permintaan konsumen yaitu :
Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini,
daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai.
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu
barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari
pendekatan ini adalah :
- Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Diminishing Marginal Utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
- Pendapatan konsumen tetap.
- Uang mempunyai nilai subjektif tetap.
- Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing – masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4, …, Xn dan sebaliknya.
Pendekatan Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi
sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah
independent curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang
konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan
ini adalah :
- Konsumen rasional
- Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
- Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada barang B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
- Berlaku hukum transitif, artinya bila barang A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
C. Konsep Elastisitas
Bentuk Elastisitas Penawaran |
- Elastisitas Permintaan Yaitu mengukur perubahan relative dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). Tiga faktor penting yang mempengaruhi permintaan yaitu:
- Elastisitas Harga(Price Elasticity of Demand) Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas harga(Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.
- Elastisitas Silang(Cross Elasticity) Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
- Elastisitas Pendapatan(Income Elasticity) Elastisitas yang dikaitkan dengan pendapatan. Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.
- Elastisitas Penawaran Elastisitas Penawaran adalah mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga. Angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang dibutuhkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
-
Faktor-faktor yang menentukan elastisitas penawaran antara lain jenis
produk, sifat perubahan biaya produksi, dan jangka waktu.
- Faktor penentu elastisitas permintaan :
- Tingkat kemampuan barang-barang lain untuk mengganti barang yang bersangkutan.
- Persentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut.
- Jangka waktu didalam mana permintaan itu dianalisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar